Kebahagiaan terbaik yang didapati seorang hamba dalam hidup, adalah saat ia banyak bersungkur sujud di hadapan-Nya.
Disitu, ia akan mendapati rasa nikmat menjadi seorang hamba seutuhnya.
Banyak orang mengatakan bahwa sujud adalah
posisi dimana seorang hamba menyadari bahwa kepala lebih rendah dari
belakangnya, itu bermakna ketawadhuan. Ini betul. Tapi disana ada makna lain,
yaitu bahwa sujud adalah posisi dimana hati berada di atas kepala, sehingga
hati mudah terkoneksi dengan Yang Maha Kuasa.
Maka pantas saja orang-orang shalih
terdahulu begitu banyak menyeringkan sujud, sampai-sampai Imam Ahmad ibn Hambal
rahimahullah shalat dalam sehari sebanyak 300 raka'at, itu artinya dalam
sehari, beliau bersujud sebanyak 600 kali sujud. Demikian juga dengan Harun Ar
Rasyid rahimahullah, beliau kurang lebih dalam
sehari shalat sebanyak 100 raka'at, itu artinya dalam sehari beliau bersujud
sebanyak 200 kali sujud.
Allahu akbar! Dan masih banyak lagi orang-orang shalih lainnya rahimahumullah yang begitu senang menghiasi hari-harinya dengan memperbanyak sujud.
Allahu akbar! Dan masih banyak lagi orang-orang shalih lainnya rahimahumullah yang begitu senang menghiasi hari-harinya dengan memperbanyak sujud.
Tahukah apa rahasianya? Karena sujudlah
yang membawa seorang hamba pada sinyal terkuat, yang menjadikannya terus
terkoneksi dengan Dia yang di atas.
Subhanallah wal hamdulillah.
Sungguh betapa bahagia hidup mereka.
Sungguh betapa bahagia hidup mereka.
Hidup kita yang penuh sedih, gundah, derita dan
merana ini.
Barangkali disebabkan kurangnya kita bersujud di hadapan-Nya, atau mungkin kita sudah sering bersujud, tapi sayang, sujud kita hanya sekedar gerakan badan, tanpa makna, tidak membekas sama sekali dalam tingkah laku kehidupan kita, dan tidak mempengaruhi apa pun pada hati kita. Kepala kita masih di atas, ingin dihormati, ingin disanjung, ingin dipandang.
Barangkali disebabkan kurangnya kita bersujud di hadapan-Nya, atau mungkin kita sudah sering bersujud, tapi sayang, sujud kita hanya sekedar gerakan badan, tanpa makna, tidak membekas sama sekali dalam tingkah laku kehidupan kita, dan tidak mempengaruhi apa pun pada hati kita. Kepala kita masih di atas, ingin dihormati, ingin disanjung, ingin dipandang.
Sujudlah, resapi dan nikmati saat-saat dimana
hati berada di atas kepala, itulah sebenarnya makna terbesar, bahwa dalam
kehidupan bermasyarakat; di rumah, di kantor, dan dimana pun, kita harus
sentiasa bersikap layaknya seperti orang yang sedang bersujud, kita
mengutamakan menggunakan hati dalam pergaulan dan sosialiasi terhadap sesama, sebelum
kita mendongakkan kepala dan mengikuti apa yang kita prasangkakan dalam pikiran
kepala kita.
Jika kita memberi hati, niscaya kita akan
mendapati hati pula.
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala
mengaruniakan ilmu kepada kita, sehingga kita bisa beribadah dengan
sebenar-benarnya ibadah.
Jika pun kita tidak bisa menjadi seperti mereka yang sangat banyak sujudnya, maka setidaknya kita bisa menikmati setiap sujud kita dalam shalat yang 5 waktu.
Jika pun kita tidak bisa menjadi seperti mereka yang sangat banyak sujudnya, maka setidaknya kita bisa menikmati setiap sujud kita dalam shalat yang 5 waktu.
Allah selalu menyayangi, mencintai, dan mengingat kita. Jika kita ingin tahu?!