Selasa, 11 Agustus 2015

Memahami Ibadah Yang Benar


Memahami Ibadah Yang Benar I

*Banyak diantara kita yang sudah mengetahui maksud dan tujuan hidup kita di dunia, yaitu ibadah. Namun ternyata, sedikit sekali yang mengetahui makna ibadah itu sendiri. Sehingga ibadah-ibadah yang dikerjakan tidak memberikan pengaruh apa pun dalam kehidupan.

*Pengertian ibadah;
~Segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridoi-Nya berupa perbuatan dan perkataan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. (Ibnu Taimiyah)
~Merendahkan diri kepada Allah dan mengagungkan-Nya dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. (Ibnu 'Utsaimin)

*Ibadah ditinjau dari anggota tubuh;
1. Ibadah Qalbiyah (ibadah hati); perasaan tenang, cinta, takut, harap, tawakkal dan sebagainya.
2. Ibadah Lisaniyah (ibadah lisan); dzikir, do'a, perkataan baik, dan sebagainya.
3. Ibadah Jawarihiyah (ibadah anggota tubuh lainnya); sholat, haji, jihad, dan sebagainya.

*Ketiga ibadah ini harus ada pada diri seorang muslim. Tidak boleh hanya salah satunya saja. Sebagaimana pemahaman keliru kalangan sufi. Bahwa seseorang yang sudah mengenal Allah dengan hati-Nya, maka tidak perlu lagi menjalankan ibadah yang lain. Cukup dengan mengingat Allah. Itu ibadah. Maka ini adalah pemahan yang bathil. Sesat dan menyesatkan.

*Seorang muslim hatinya harus sentiasa beribadah; jauh dari dendam, benci, dengki dan sebagainya. Mulutnya harus sentiasa beribadah; jauh dari mengumpat, mencela, menggibah dan sebagainya. Anggota yang lain pun demikian. Harus sentiasa beribadah; jauh dari kezhaliman, melihat yang haram, berjalan ke tempat yang buruk, mengambil yang bukan hak, mendengar musik-musik yang sia-sia dan sebagainya.


Memahami Ibadah Yang Benar II

*Pondasi utama ibadah adalah keimanan. Karena tanpa iman semua amal ibadah/amal perbuatan menjadi sia-sia.

*Pondasi penguat/penyempurna adalah;
~Mahabbah: cinta.
Cinta mendorong seorang hamba untuk tampil serius dalam ibadahnya. Tidak terpaksa dan tidak sekedar menuanaikan kewajiban. Dia justru senang dan gembira menjalankan ibadah kepada Allah.
~Khauf: takut.
Takut/kehawatiran (tidak diterimanya amal ibadah) akan menekan seorang hamba dari sifat sombong dan bangga diri terhadap ibadahnya. Karena ibadah seharusnya menjadikan seorang hamba semakin tawaddu' dan intropeksi diri.
~Roja': harap.
Harap menjadikan seorang hamba untuk tidak berputus asa dalam beribadah walau dia belum menemukan kekhusyuan dan ladzdzah (kelezatan) dalam beribadah. Dan bukti dari rasa harap adalah mendalami ilmu yang berkaitan dengan ibadah-ibadah yang dijalankan.

*Syarat diterimanya ibadah adalah ikhlas dan mutaba'ah.
~Ikhlas karena Allah, tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun. Murni. Bersih. Suci.
~Mutaba'ah artinya ibadah yang dikerjakan harus sesuai dengan petunjuk dan tuntunan dari Rasulullah. Karena setiap ibadah yang dikerjakan tapi berlawanan dengan petunjuk dari beliau, maka ibadah itu tertolak (dan tidak pantas disebut sebagai ibadah) walau yang mengerjakan menganggap bahwa dia ikhlas mengerjakannya karena Allah.
Dalam ibadah, ikhlas saja tidak cukup. Tapi juga harus sesuai dengan petunjuk Rasul dalam mengerjakannya. Itulah kesejatian ibadah.


Memahami Ibadah Yang Benar III

*Tanda-tanda diterimanya ibadah:
~Bertambahnya semangat dalam mengerjakan ibadah, sehingga ada keinginan untuk mengerjakan ibadah-ibadah tambahan (nafilah).
~Merasakan manis dan lezatnya ibadah yang dikerjakan, sehingga ibadah tersebut menjadi penyenang hati dan penyedap jiwa.
~Istiqamah (kontinyu) dalam mengerjakan ibadah. Tidak sewaktu-waktu. Tapi terus tegap dengan ibadahnya dalam bagaimana pun keadaan dan kondisi.

*Orang yang celaka dengan ibadahnya.
~Beribadah hanya ketika mendapat nikmat dan kesenangan, namun ketika diuji, dia berputus asa dan tidak sabar, kemudian meninggalkan ibadah.
~Beribadah hanya di waktu sulit, namun ketika Allah memberinya kelapangan, dia lupa dan lalai. Ibadahnya hanya dijadikan sebagai sarana penghilang kesulitan atau musibah.


*Seorang hamba harus sentiasa beribadah kepada Allah, baik dalam keadaan senang atau susah. Sebagaimana air yang tetap mengalir melewati batu-batu, tanah-tanah, mencapai tujuan laut yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar