Kamis, 13 Agustus 2015

Ibu


Dia adalah wanita yang baik.
Adalah wanita yang penyayang.
Adalah wanita yang tulus.
Adalah wanita yang tekun.
Adalah wanita yang jujur.
Adalah wanita yang peduli.

Cintanya tak bertepi.
Kasih sayangnya tak berujung.
Orang-orang menyebutnya IBU.

Ibu, engkau mengandungku dalam susah payah, tertatih menggendongku dalam perutmu.
Ibu, engkau melahirkanku dalam keperihan, penuh pengorbanan, sampai nyawa menjadi taruhan.
Ibu, engkau menyusuiku, mengurusiku, memanjakanku, membelikanku ini itu, mensabari kekanakanku, hingga aku dewasa kini.

Walau betapa aku tahu hal itu.
Di usiaku yang dewasa ini, aku malah belum pernah sekali pun memelukmu dan mencium keningmu.
Engkau seakan orang asing, padahal engkau adalah ibuku.

Ibu... ibu.. ibu.
Aku masih ingat bahwa engkau pernah memanggilku,
"Wahai anakku..."
Tapi aku cuek tak peduli, berlalu berpaling seolah yang memanggilku bukanlah orang yang penting.
Hingga ahirnya aku sadar kini, "Iya ibu..." aku menjawabnya.
Aku menjawabnya. Aku menjawabnya. A..ku....
"Ibuuu....."
Namun apalah daya, ibu telah tertidur pulas di bawah timbunan tanah. Semoga Allah merahmatimu.

**"Satu pelukan yang kamu berikan untuk ibumu di masa hidupnya, sungguh itu jauh lebih berharga daripada seribu pelukan yang kamu berikan di batu nisannya nanti."

Kebaikan apa pun yang bisa kamu lakukan untuk ibumu saat ini, maka lakukanlah!

Walau hanya dengan sebuah senyuman. Jangan buat dia menangis sedih yah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar